Awal mula peringatan hari ibu ditandai dengan
keluarnya Dekrit Presiden No. 31 tahun 1953 pada ulang tahun ke 25
Kongres Perempuan Indonesia pada 1928. Dipilihnya tanggal 22 ini untuk
merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara.
Kini, arti hari ibu telah banyak berubah. Hari ini
dijadikan hari untuk menyatakan rasa cinta kepada kaum ibu. Hari ibu
juga banyak dirayakan dengan menggelar lomba-lomba seperti lomba masak
dan lomba memakai kebaya.
Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), hari ibu dirayakan dengan upacara bendera yang dipimpin
oleh Staf Ahli Mendikbud bidang Hukum, Anna Erliyana. Upacara
dilaksanakan di halaman kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (22/12/2014)
pagi.
Dalam kesempatan tersebut Mendikbud membacakan
sambutan upacara hari ibu dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Yohana S. Yembise. Dengan adanya peringatan hari ibu
ini, kata dia, terbukti adanya, perhatian, pengakuan terhadap eksistensi
perempuan dalam berbagai sektor kehidupan.
“Peringatan Hari Ibu ini juga membawa pengaruh
positif bagi perempuan dan masyarakat yang terdorong untuk selalu
menghargai hak-haknya sebagai perempuan,” katanya.
Perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara juga mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of change)
dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka Peringatan Hari Ibu tahun ini mengusung tema: “Kesetaraan
Perempuan dan Laki-Laki dalam Mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan
dan Berkeadilan Menuju Indonesia Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian”.
Selamat Hari Ibu! (Aline Rogeleonick)
Sumber: kemdiknas.go.id