Motivasi hari ini..
Kisah ini dikirimkan oleh Indy Paula, wanita inspiratif yang dengan
kebaikan hatinya mau berbagi pengalaman hidupnya. Ada semangat dan
inspirasi yang bisa ia bagi dalam perjuangan hidupnya, tentang
perjuangannya untuk kembali menjadi dirinya sendiri yang lebih baik.
Mengenai caranya menanggapi suara-suara negatif dari orang sekitarnya.
Untuk Indy, terima kasih sudah berbagi kisah hidupnya dan always be a better and inspiring woman.
Hai Vemale,
Saya Indy, ingin berbagi curhat cinta dengan para pembaca Vemale sekalian.
Semoga kisah saya ini bisa menginspirasi lebih banyak orang.
Sudah move on? Sudah!
Sudah bangkit? Yup, sudah juga!
Sekarang bagaimana?
Setengah tahun saya sendiri, menghadapi kesepian hati dan kekosongan
hati bersama sahabat-sahabat yang selalu mendekap. Jatuh, merayap, mulai
bangkit, berjalan, dan sekarang berlari. Banyak hal yang bisa diambil
dari kegagalan yang kemarin. Tidak mudah bagi saya bisa mengembalikan
senyuman yang katanya “manis” dulu. Saya membutuhkan banyak tahapan
hingga akhirnya mengikhlaskan semuanya dengan berlapang dada.
Ketika galau melanda, satu-satunya hal yang bisa menghibur saya
adalah menghabiskan waktu bersama teman-teman. Artinya kegiatan saya tak
pernah lepas dari berburu kuliner dan balas dengan makanan. Makan, bagi
saya saat itu, adalah sebuah bentuk balas dendam. Namun, apa akibatnya?
Berat Badan saya bertambah, pipi saya semakin chubby, perut
saya semakin buncit, badan saya semakin bulat sempurna, muka saya juga
makin hitam karena selain suka wisata kuliner, saya jadi tidak pernah
merawat diri saya. Padahal saya senang main ke tempat-tempat yang dekat
dengan matahari. Ketika hati saya buruk waktu itu, penampilan saya
mengikutinya. Sampai pada akhirnya, saat berfoto narsis bersama
teman-teman, semua teman mengatakan bahwa saya semakin gemuk dan makin
hitam. Dari situ saya mulai merenung, mulai tidak pede dengan kondisi
badan saya. Putus cinta semestinya tidak membuat pribadi kita menjadi
lebih buruk. Saya harus bangkit. Saya harus mengembalikan kepercayaan
diri saya lagi.
Saya mulai berdiet waktu itu juga. Saya
tidak mau diajak untuk berburu kuliner lagi. Saya mengurangi aktivitas
saya di luar ruangan. Diet di minggu pertama dengan menu sama. Saya
mengurangi nasi dan asupan yang dimakan, sayangnya hal itu tidak
menurunkan berat saya 1 kilogram pun. Saya terus mencari cara bagaimana
bisa menurunkan berat badan.
“Letting go means to come to the
realization that some people are a part of your history, but not a part
of your destiny.”― Steve Maraboli
Akhirnya, saya memutuskan untuk berdiet tidak makan nasi. Saya sama
sekali tidak makan nasi, asupan yang saya makan hanya sayuran dan buah
serta banyak minum air putih. Jika memang lapar sekali, saya tambahkan
ubi, tapi itu jarang saya lakukan. Mulai per minggunya saya turun 1
kilogram. Dalam waktu 6 minggu saya turun 6 kilogram. Pencapaian yang
luar biasa menurut saya, karena selama ini saya tidak pernah berdiet
seniat ini.
Saya bersyukur dari berat 66 kilo sekarang menjadi 59. Sangat amat
bersyukur karena badan saya semakin terasa enteng dan sehat. Oya, saya
juga melakukan olahraga ringan di dalam ruangan, misalnya rope skipping, lari ditempat, yoga, dan dance.
Apapun saya lakukan yang penting berkeringat dan bergerak. Dengan diet
ini juga, saya menjadi pribadi yang lebih sabar, karena saya mampu
menahan godaan makanan-makanan lezat yang selalu disodorkan teman-teman
terhadap saya. Dampaknya, entah bagaimana saya jadi malas untuk
marah-marah, dan makin belajar untuk mengembalikan senyum saya lagi.
Beberapa teman menganggap saya nggak asyik dan nggak seru karena saya selalu menolak ajakan mereka ketika mereka mengajak berburu kuliner. Saya hanya ingin usaha saya berhasil. Saya pun pantang menyerah. Di saat mereka asyik bercanda tertawa bersama, saya harus olahraga mengeluarkan lemak dan keringat di tubuh saya. Sampai dua bulan berlalu, saya menikmati hasilnya sampai sekarang, tapi saya belum puas karena target ideal saya adalah 50 kg. Dan saya masih berjuang sampai sekarang.
Begitu juga dengan tubuh saya. Saya makin rajin merawat tubuh dengan cara alami, yang dulu belum pernah saya lakukan. Sekarang saya hanya ingin berusaha. Ketika nanti “masa depan saya” datang, dia bisa menikmati hasilnya–memiliki saya yang lebih sabar, lebih kurus,dan lebih bersih. Karena saya sedang menjalani hubungan jarak jauh dengan pasangan saya. Saya tidak ingin dia menyesal telah memilih dan bertahan dengan saya, bertahan dengan segala keterbatasan waktu pertemuan, dengan minimnya komunikasi karena sinyal yang sulit di tempat dia kerja, dengan jarak ribuan kilometer yang memisahkan kita.
Bagi saya, orang yang mau memperjuangkan saya, tidak boleh mendapatkan perlakuan yang biasa saja. Saya juga harus berjuang untuk lelaki itu, lelaki yang memiliki niat baik untuk kehidupan kita ke depannya.
Terima kasih masa lalu, karenamu saya banyak belajar dan mengajar. Karenamu saya bangkit, dan bisa menjadi pribadi yang lebih kuat. Karenamu saya mau berdiet yang sudah saya niatkan sejak dulu. Sekarang saya masih bertahan dengan tubuh saya yang semakin mengecil setiap minggunya.
Terima kasih karena perpisahan ini, semoga saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari segi sifat maupun penampilan. Selamat datang masa depan, tetaplah memperjuangkan dan layak diperjuangkan. Saya akan terus berusaha memantaskan diri untukmu, sampai hari bahagia itu tiba, saya dan kamu bertemu lagi.
Bekerjalah dengan sungguh, jaga kesehatan baik-baik, jangan lupa selipkan namaku selalu di dalam doamu, saya pun akan selalu melakukannya untukmu.
Terima kasih masa lalu dan selamat datang masa depan, terima kasih juga mau bersabar menunggu.