BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Astrologi tidak sepenuhnya sama dengan astronomi. Astronomi sering dikelirukan dengan astrologi, dan sebaliknya. Karena banyak ilmuwan menganggap bahwa astrologi tidak mengikuti metode ilmiah dari negara barat, maka kebanyakan mereka secara umum menolak astrologi untuk menjadi ilmu astronomi dan cukup mengklasifikasikan sebagai ilmu semu. Astrologi secara mendalam pernah digabungkan dengan astronomi, dan perbedaan jelas di antara keduanya diungkap kembali pada masa Galileo. Dia ialah orang pertama yang menggunakan metode ilmiah untuk menguji pernyataan obyektif tentang langit.
Astrologi berasal dari kata Yunani yang berarti ilmu tentang bintang-bintang. Ilmu ini awalnya digunakan oleh bangsa Kaldea yang hidup di Babilonia pada permulaan tahun 3000 SM (Sebelum Masehi). Jika kita mendasari pada peninggalan artefak-artefak kuno, astrologi telah dikenal lebih tua lagi yaitu sekitar tahun 15.000 SM. Artefak-artefak ini banyak ditemukan di daerah Timur Tengah. Bangsa Cina di Asia kemudian mengadopsi ilmu ini untuk digunakan dalam kesehariannya. Astrologi mendasari ilmunya pada pergerakan benda-benda langit antara lain matahari, planet-planet, bintang, dan bulan. Para astrolog percaya bahwa posisi benda-benda langit ini berpengaruh pada kehidupan manusia dan peristiwa masa depan yang akan terjadi dapat diramalkan berdasarkan posisi benda langit tersebut. Bagaimana dengan astronomi?
Astronomi merupakan ilmu peramalan juga namun yang diramal berbeda dengan peramalan astrologi. Penemuan empat satelit Jupiter oleh Galileo Galilei dengan menggunakan teropongnya membawa umat manusia kepada pemahaman baru terhadap objek langit. Pemanfaatan hukum fisika untuk menjelaskan pergerakan benda langit pada era Issac Newton dengan Hukum Gravitasi Newton-nya semakin menegaskan perbedaan antara astronomi dengan astrologi. Astronomi tidak menghubungkan pergerakan benda-benda langit terhadap kehidupan manusia. Astronomi merupakan ilmu sains yang mempelajari, memahami, dan meramalkan peristiwa alam yang terjadi di alam semesta. Tapi kadang kita sulit untuk membedakan antara astronomi dan astrologi.
Astronomi merupakan ilmu peramalan juga namun yang diramal berbeda dengan peramalan astrologi. Penemuan empat satelit Jupiter oleh Galileo Galilei dengan menggunakan teropongnya membawa umat manusia kepada pemahaman baru terhadap objek langit. Pemanfaatan hukum fisika untuk menjelaskan pergerakan benda langit pada era Issac Newton dengan Hukum Gravitasi Newton-nya semakin menegaskan perbedaan antara astronomi dengan astrologi. Astronomi tidak menghubungkan pergerakan benda-benda langit terhadap kehidupan manusia. Astronomi merupakan ilmu sains yang mempelajari, memahami, dan meramalkan peristiwa alam yang terjadi di alam semesta. Tapi kadang kita sulit untuk membedakan antara astronomi dan astrologi.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan astronomi?
- Apa yang dimaksud dengan astrologi?
- Apa perbedaan antara astronomi dengan astrologi?
C. Tujuan
- Mengetahui maksud dari astronomi.
- Mengetahui maksud dari astrologi.
- Mengetahui perbedaan antara astronomi dengan astrologi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Pada awalnya, astronomi hanya melibatkan pengamatan beserta prediksi atas gerak-gerik benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang. Pada beberapa situs seperti Stonehenge, peradaban-peradaban awal juga menyusun artifak-artifak yang diduga memiliki kegunaan astronomis. Observatorium-observatorium purba ini jamaknya bertujuan seremonial, namun dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan musim, cuaca, dan iklim — sesuatu yang wajib diketahui apabila ingin bercocok tanam — atau memahami panjang tahun. Sebelum ditemukannya peralatan seperti teleskop, penelitian harus dilakukan dari atas bangunan-bangunan atau dataran yang tinggi, semua dengan mata telanjang. Seiring dengan berkembangnya peradaban, terutama di Mesopotamia, Cina, Mesir, Yunani, India, dan Amerika Tengah, orang-orang mulai membangun observatorium dan gagasan-gagasan mengenai sifat-sifat semesta mulai ramai diperiksa. Umumnya, astronomi awal disibukkan dengan pemetaan letak-letak bintang dan planet (sekarang disebut astrometri), kegiatan yang akhirnya melahirkan teori-teori tentang pergerakan benda-benda langit dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk menjelaskan asal-usul Matahari, Bulan, dan Bumi. Bumi kemudian dianggap sebagai pusat jagat raya, sedang Matahari, Bulan, dan bintang-bintang berputar mengelilinginya; model semacam ini dikenal sebagai model geosentris, atau sistem Ptolemaik (dari nama astronom Romawi-Mesir Ptolemeus).
Jam Matahari Yunani, dari Ai-Khanoum (sekarang di Afghanistan), abad 3-2 SM. Dimulainya astronomi yang berdasarkan perhitungan matematis dan ilmiah dulu dipelopori oleh orang-orang Babilonia. Mereka menemukan bahwa gerhana bulan memiliki sebuah siklus yang teratur, disebut siklus saros. Mengikuti jejak astronom-astronom Babilonia, kemajuan demi kemajuan kemudian berhasil dicapai oleh komunitas astronomi Yunani Kuno dan negeri-negeri sekitarnya. Astronomi Yunani sedari awal memang bertujuan untuk menemukan penjelasan yang rasional dan berbasis fisika untuk fenomena-fenomena angkasa. Pada abad ke-3 SM, Aristarkhos dari Samos melakukan perhitungan atas ukuran Bumi serta jarak antara Bumi dan Bulan, dan kemudian mengajukan model Tata Surya yang heliosentris — pertama kalinya dalam sejarah. Pada abad ke-2 SM, Hipparkhos berhasil menemukan gerak presesi, juga menghitung ukuran Bulan dan Matahari serta jarak antara keduanya, sekaligus membuat alat-alat penelitian astronomi paling awal seperti astrolab. Mayoritas penyusunan rasi bintang di belahan utara sekarang masih didasarkan atas susunan yang diformulasikan olehnya melalui katalog yang waktu itu mencakup 1020 bintang. Mekanisme Antikythera yang terkenal (ca. 150-80 SM) juga berasal dari periode yang sama.
komputer analog yang digunakan untuk menghitung letak Matahari / Bulan / planet - planet pada tanggal tertentu ini merupakan barang paling kompleks dalam sejarah sampai abad ke-14, ketika jam-jam astronomi mulai bermunculan di Eropa.
komputer analog yang digunakan untuk menghitung letak Matahari / Bulan / planet - planet pada tanggal tertentu ini merupakan barang paling kompleks dalam sejarah sampai abad ke-14, ketika jam-jam astronomi mulai bermunculan di Eropa.
Di Eropa sendiri selama Abad Pertengahan astronomi sempat mengalami kebuntuan dan stagnansi. Sebaliknya, perkembangan pesat terjadi di dunia Islam dan beberapa peradaban lainnya, ditandai dengan dibangunnya observatorium-observatorium di belahan dunia sana pada awal abad ke-9.
Pada tahun 964, astronom Persia Al-Sufi menemukan Galaksi Andromeda (galaksi terbesar di Grup Lokal) dan mencatatnya dalam Book of Fixed Stars (Kitab Suwar al-Kawakib). Supernova SN 1006, ledakan bintang paling terang dalam catatan sejarah, berhasil diamati oleh astronom Mesir Ali bin Ridwan dan sekumpulan astronom Cina yang terpisah pada tahun yang sama (1006 M). Astronom-astronom besar dari era Islam ini kebanyakan berasal dari Persia dan Arab, termasuk Al-Battani, Tsabit bin Qurrah, Al-Sufi, Ibnu Balkhi, Al-Biruni, Al-Zarqali, Al-Birjandi, serta astronom-astronom dari observatorium-observatorium di Maragha dan Samarkand. Melalui era inilah nama-nama bintang yang berdasarkan bahasa Arab diperkenalkan. Reruntuhan-reruntuhan di Zimbabwe Raya dan Timbuktu juga kemungkinan sempat memiliki bangunan-bangunan observatorium — melemahkan keyakinan sebelumnya bahwa tidak ada pengamatan astronomis di daerah sub-Sahara sebelum era kolonial.
Revolusi ilmiah
Pada tahun 964, astronom Persia Al-Sufi menemukan Galaksi Andromeda (galaksi terbesar di Grup Lokal) dan mencatatnya dalam Book of Fixed Stars (Kitab Suwar al-Kawakib). Supernova SN 1006, ledakan bintang paling terang dalam catatan sejarah, berhasil diamati oleh astronom Mesir Ali bin Ridwan dan sekumpulan astronom Cina yang terpisah pada tahun yang sama (1006 M). Astronom-astronom besar dari era Islam ini kebanyakan berasal dari Persia dan Arab, termasuk Al-Battani, Tsabit bin Qurrah, Al-Sufi, Ibnu Balkhi, Al-Biruni, Al-Zarqali, Al-Birjandi, serta astronom-astronom dari observatorium-observatorium di Maragha dan Samarkand. Melalui era inilah nama-nama bintang yang berdasarkan bahasa Arab diperkenalkan. Reruntuhan-reruntuhan di Zimbabwe Raya dan Timbuktu juga kemungkinan sempat memiliki bangunan-bangunan observatorium — melemahkan keyakinan sebelumnya bahwa tidak ada pengamatan astronomis di daerah sub-Sahara sebelum era kolonial.
Revolusi ilmiah
Sketsa Bulan oleh Galileo. Melalui pengamatan, diketahui bahwa permukaan Bulan berbukit-bukit.
Pada Zaman Renaisans, Copernicus menyusun model Tata Surya heliosentris, model yang kemudian dibela dari kontroversi, dikembangkan, dan dikoreksi oleh Galileo dan Kepler. Galileo berinovasi dengan teleskop guna mempertajam pengamatan astronomis, sedang Kepler berhasil menjadi ilmuwan pertama yang menyusun secara tepat dan mendetail pergerakan planet-planet dengan Matahari sebagai pusatnya. Meski demikian, ia gagal memformulasikan teori untuk menjelaskan hukum-hukum yang ia tuliskan, sampai akhirnya Newton (yang juga menemukan teleskop refleksi untuk pengamatan langit) menjelaskannya melalui dinamika angkasa dan hukum gravitasi.
Pada Zaman Renaisans, Copernicus menyusun model Tata Surya heliosentris, model yang kemudian dibela dari kontroversi, dikembangkan, dan dikoreksi oleh Galileo dan Kepler. Galileo berinovasi dengan teleskop guna mempertajam pengamatan astronomis, sedang Kepler berhasil menjadi ilmuwan pertama yang menyusun secara tepat dan mendetail pergerakan planet-planet dengan Matahari sebagai pusatnya. Meski demikian, ia gagal memformulasikan teori untuk menjelaskan hukum-hukum yang ia tuliskan, sampai akhirnya Newton (yang juga menemukan teleskop refleksi untuk pengamatan langit) menjelaskannya melalui dinamika angkasa dan hukum gravitasi.
Seiring dengan semakin baiknya ukuran dan kualitas teleskop, semakin banyak pula penemuan-penemuan lebih lanjut yang terjadi. Melalui teknologi ini Lacaille berhasil mengembangkan katalog-katalog bintang yang lebih lengkap; usaha serupa juga dilakukan oleh astronom Jerman-Inggris Herschel dengan memproduksi katalog-katalog nebula dan gugusan. Pada tahun 1781 ia menemukan planet Uranus, planet pertama yang ditemui di luar planet-planet klasik. Pengukuran jarak menuju sebuah bintang pertama kali dipublikasikan pada 1838 oleh Bessel, yang pada saat itu melakukannya melalui pengukuran paralaks dari 61 Cygni.
Abad ke-18 sampai abad ke-19 pertama diwarnai oleh penelitian atas masalah tiga-badan oleh Euler, Clairaut, dan D'Alembert; penelitian yang menghasilkan metode prediksi yang lebih tepat untuk pergerakan Bulan dan planet-planet. Pekerjaan ini dipertajam oleh Lagrange dan Laplace, sehingga memungkinkan ilmuwan untuk memperkirakan massa planet dan satelit lewat perturbasi/usikannya. Penemuan spektroskop dan fotografi kemudian mendorong kemajuan penelitian lagi: pada 1814-1815, Fraunhoffer menemukan lebih kurang 600 pita spektrum pada Matahari, dan pada 1859 Kirchhoff akhirnya bisa menjelaskan fenomena ini dengan mengatribusikannya pada keberadaan unsur-unsur. Pada masa ini bintang-bintang dikonfirmasikan sebagai Matahari-matahari lain yang lebih jauh letaknya, namun dengan perbedaan-perbedaan pada suhu, massa, dan ukuran.
Abad ke-18 sampai abad ke-19 pertama diwarnai oleh penelitian atas masalah tiga-badan oleh Euler, Clairaut, dan D'Alembert; penelitian yang menghasilkan metode prediksi yang lebih tepat untuk pergerakan Bulan dan planet-planet. Pekerjaan ini dipertajam oleh Lagrange dan Laplace, sehingga memungkinkan ilmuwan untuk memperkirakan massa planet dan satelit lewat perturbasi/usikannya. Penemuan spektroskop dan fotografi kemudian mendorong kemajuan penelitian lagi: pada 1814-1815, Fraunhoffer menemukan lebih kurang 600 pita spektrum pada Matahari, dan pada 1859 Kirchhoff akhirnya bisa menjelaskan fenomena ini dengan mengatribusikannya pada keberadaan unsur-unsur. Pada masa ini bintang-bintang dikonfirmasikan sebagai Matahari-matahari lain yang lebih jauh letaknya, namun dengan perbedaan-perbedaan pada suhu, massa, dan ukuran.
Baru pada abad ke-20 Galaksi Bima Sakti (di mana Bumi dan Matahari berada) bisa dibuktikan sebagai kelompok bintang yang terpisah dari kelompok-kelompok bintang lainnya. Dari pengamatan-pengamatan yang sama disimpulkan pula bahwa ada galaksi-galaksi lain di luar Bima Sakti dan bahwa alam semesta terus mengembang, sebab galaksi-galaksi tersebut terus menjauh dari galaksi kita. Astronomi modern juga menemukan dan berusaha menjelaskan benda-benda langit yang asing seperti kuasar, pulsar, blazar, galaksi-galaksi radio, lubang hitam, dan bintang neutron. Kosmologi fisik maju dengan pesat sepanjang abad ini. model Dentuman Besar (Big Bang) misalnya, telah didukung oleh bukti-bukti astronomis dan fisika yang kuat (antara lain radiasi CMB, hukum Hubble, dan ketersediaan kosmologis unsur-unsur).
A. astronomi
Astronomi (Astronomy) didefinisikan dalam kamus Merriam-Webster: “The study of objects and matter outside the earth’s atmosphere and of their physical and chemical properties.”Jadi, Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obyek dan benda di luar atmosfer bumi beserta sifat secara fisik dan kimianya. Ilmu Astronomi ini mempelajari alam semesta dan benda-benda langit didasarkan pada metode serta perhitungan secara ilmiah. Perhitungan ini berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dengan ketelitian yang tinggi serta menggunakan alat-alat observasi yang canggih seperti teleskop, satelit dan pengiriman pesawat angkasa serta pengolahan data menggunakan komputer sehingga pergerakan benda-benda langit bisa diperkirakan secara pasti baik untuk kondisi masa yang lalu maupun kondisi masa yang akan datang. Ilmu ini juga mempelajari hubungan dengan asal mula, evolusi, komposisi, jarak, dan pergerakan dari seluruh bagian atau bagian benda di dalam alam semesta.
Astronomi, yang secara etimologi berarti “ilmu bintang” (dari Yunani: άστρο, + νόμος) , adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Selama sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Status tinggi sekarang yang dimiliki astrofisika bisa tercermin dalam nama jurusan universitas dan institut yang dilibatkan di penelitian astronomis: yang paling tua adalah tanpa kecuali bagian ‘Astronomi’ dan institut, yang paling baru cenderung memasukkan astrofisika di nama mereka, kadang-kadang mengeluarkan kata astronomi, untuk menekankan sifat penelitiannya. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika teoretis, bisa dilakukan oleh orang yang berlatar belakang ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.
Astronomi adalah salah satu di antara sedikit ilmu pengetahuan di mana amatir masih memainkan peran aktif, khususnya dalam hal penemuan dan pengamatan fenomena sementara.
B. Astrologi
Menurut kamus Merriam-Webster, Astrologi (Astrology): “The divination of the supposed influences of the stars and planets on human affairs and terrestrial events by their positions and aspects.” Dari definisi tersebut jelas bahwa para pakar astrologi percaya bahwa posisi benda-benda langit (planet dan bintang) berpengaruh pada kehidupan manusia dan peristiwa masa depan yang akan terjadi dapat diramalkan berdasarkan posisi benda langit tersebut.
Astrologi merupakan ramalan yang dibangun melalui interpretasi pengaruh bintang-bintang dan planet-planet terhadap urusan-urusan di bumi dan nasib atau takdir manusia. Pada zaman kuno astrologi tidak dapat dipisahkan dengan astronomi. Astrologi mulai dikenal di Mesopotamia (millennium ketiga SM) dan menyebar ke India, tetapi kemudian berkembang di peradaban Yunani. Astrologi memasuki kebudayaan Islam sebagai bagian dari tradisi Yunani dan dikembalikan ke budaya Eropa pada zaman pertengahan. Menurut tradisi Yunani, surga dibagi berdasarkan menurut 12 rasi bintang zodiak, dan cahaya dan posisi bintang yang pada berbagai interval tersebut mempengaruhi kejadian dan urusan manusia. Astrologi juga merupakan bagian penting dalam peradaban Cina kuno. Horoskop pada setiap bayi yang lahir menentukan seluruh titik waktu kehidupan mereka (junctures of life). Pada pada zaman modern sekarang, astrologi masih dipercaya secara luas untuk mempengaruhi kepribadian.
Astrolog memiliki perlengkapan yang disebut Horoskop yaitu sebuah gambaran peta langit dengan bumi berada di pusatnya dan dikelilingi oleh pita melingkar bergambar 12 rasi bintang yang disebut zodiak. Rasi zodiak ini membagi persis lingkaran 360° menjadi 12 bagian sehingga masing-masing lebarnya 30°. Ke 12 rasi zodiak itu adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn Aquarius, dan Pisces. Horoskop dibuat oleh para astrolog untuk mengetahui dimana posisi matahari saat seseorang dilahirkan. Ini adalah salah satu aliran astrologi yang paling populer dan paling banyak penggemarnya termasuk di Indonesia. Kenapa mereka membagi lingkaran langit menjadi 12 sama persis, ternyata alasannya adalah hal itu sudah merupakan kesepakatan dari tradisi turun temurun sejak Claudius Ptelomeus mengenalkan horoskop tersebut memasuki abad ke-2.
Astrolog memiliki perlengkapan yang disebut Horoskop yaitu sebuah gambaran peta langit dengan bumi berada di pusatnya dan dikelilingi oleh pita melingkar bergambar 12 rasi bintang yang disebut zodiak. Rasi zodiak ini membagi persis lingkaran 360° menjadi 12 bagian sehingga masing-masing lebarnya 30°. Ke 12 rasi zodiak itu adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn Aquarius, dan Pisces. Horoskop dibuat oleh para astrolog untuk mengetahui dimana posisi matahari saat seseorang dilahirkan. Ini adalah salah satu aliran astrologi yang paling populer dan paling banyak penggemarnya termasuk di Indonesia. Kenapa mereka membagi lingkaran langit menjadi 12 sama persis, ternyata alasannya adalah hal itu sudah merupakan kesepakatan dari tradisi turun temurun sejak Claudius Ptelomeus mengenalkan horoskop tersebut memasuki abad ke-2.
Perbedaan Antara Astronomi Dengan Astrologi
Astrologi merupakan ramalan yang dibangun melalui interpretasi pengaruh bintang-bintang dan planet-planet terhadap urusan-urusan di bumi dan nasib atau takdir manusia. Pada zaman kuno astrologi tidak dapat dipisahkan dengan astronomi. Astrologi mulai dikenal di Mesopotamia (millennium ketiga SM) dan menyebar ke India, tetapi kemudian berkembang di peradaban Yunani. Astrologi memasuki kebudayaan Islam sebagai bagian dari tradisi Yunani dan dikembalikan ke budaya Eropa pada zaman pertengahan. Menurut tradisi Yunani, surga dibagi berdasarkan menurut 12 rasi bintang zodiak, dan cahaya dan posisi bintang yang pada berbagai interval tersebut mempengaruhi kejadian dan urusan manusia. Astrologi juga merupakan bagian penting dalam peradaban Cina kuno. Horoskop pada setiap bayi yang lahir menentukan seluruh titik waktu kehidupan mereka (junctures of life). Pada pada zaman modern sekarang, astrologi masih dipercaya secara luas untuk mempengaruhi kepribadian.
Sedangkan Astronomi (Astronomy) didefinisikan dalam kamus Merriam-Webster: “The study of objects and matter outside the earth’s atmosphere and of their physical and chemical properties.”Jadi, Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obyek dan benda di luar atmosfer bumi beserta sifat secara fisik dan kimianya. Ilmu Astronomi ini mempelajari alam semesta dan benda-benda langit didasarkan pada metode serta perhitungan secara ilmiah. Perhitungan ini berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dengan ketelitian yang tinggi serta menggunakan alat-alat observasi yang canggih seperti teleskop, satelit dan pengiriman pesawat angkasa serta pengolahan data menggunakan komputer sehingga pergerakan benda-benda langit bisa diperkirakan secara pasti baik untuk kondisi masa yang lalu maupun kondisi masa yang akan datang. Ilmu ini juga mempelajari hubungan dengan asal mula, evolusi, komposisi, jarak, dan pergerakan dari seluruh bagian atau bagian benda di dalam alam semesta.
Oleh karena itu dari definisi di atas astrologi dan astronomi merupakan dua hal yang berbeda yang tidak bisa disamakan. Astrologi merupakan ilmu yang dipengaruhi peradaban (hadharah) tertentu yaitu hadharah kufur karena lahir dari luar Islam. Sedangkan astronomi merupakan ilmu sains murni yang tidak dipengaruhi oleh hadharah tertentu.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Simpulan
- Astronomi, yang secara etimologi berarti “ilmu bintang” (dari Yunani: άστρο, + νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
- Astrologi menunjuk kepada yang mana pun di antara beberapa sistem pengetahuan untuk mengerti, dan menterjemahkan tentang kenyataan dan keberadaan manusiawi, berdasarkan posisi dan gerak-gerik relatif berbagai benda langit, terutama Matahari, Bulan, planet, dan lunar node seperti dilihat pada waktu dan tempat lahir atau lain peristiwa dipelajari.
- Astronomi, adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka. Sedangkan Astrologi, mendasari ilmunya pada pergerakan benda-benda langit antara lain matahari, planet-planet, bintang, dan bulan. Para astrolog percaya bahwa posisi benda-benda langit ini berpengaruh pada kehidupan manusia dan peristiwa masa depan yang akan terjadi dapat diramalkan berdasarkan posisi benda langit tersebut
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat. Tentunya dalam penulisan dan pembahasan makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kesempuranaan baik dalam penyusunan kalimat, isi, maupun sistematika penulisan karena itu saran, kritik, dan masukan sangat diharapakan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang positif dalam perkembangan khazanah ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
- http://mutoha.blogspot.com/2007/02/ophiuchus-zodiak-ke-13.html
- http://www.dindasafau.blogsastronomi-dan-astrologi.html
- http://www.wikipedia.org/Astrologi
- http://www.dhibba.wordpress.com/category/pengetahuan/astronomi